in the past
Jika anak-anak jaman sekarang asik dengan play station, game watch, barbie, atau technology games lainnya, tidak demikian dengan masa-masa tahun 80-an. Mo dengar?!...
Di suatu desa kecil di Brebes, listrik belum 100% dimiliki setiap keluarga jadi ada beberapa gang, rumah, dan sudut-sudut lain yang lebih redup karena memakai lampu sentir atau bahkan hanya berlampu bulan. Tapi meskipun begitu tidak menjadi masalah ketika anak-anak menghabiskan malam selepas maghrib untuk bermain sebentar di luar rumah.
Ada satu permainan petak umpet yang selalu membuat terkenang-kenang. Seperti biasa yang namanya petak umpet selalu ada yang sembunyi dan yang mencari. Terus bergantian sampai pemain memutuskan untuk berhenti. Nah, ada petak umpet yang mengesankan dan bisa jadi lain daripada yang lain. Permainan tidak dilakukan perorangan tapi berkelompok. Lucunya, setiap kelompok yang kebagian bersembunyi akan mencari tempat persembunyian yang ‘aneh’ tapi ‘asik’. Kebun pohon pisang adalah salah satu tempat persembunyian yang menarik. Anak-anak naik ke atas dahannya sambil menahan tawa (deg-degan juga kalau ketahuan lawan main). 1 pohon 1 anak. Dan entahlah, dalam gelap hanya dengan penerangan langit yang terang bulan, kelompok pencari dengan kreatif berhasil menemukan ‘musuh-musuh’nya. Hahahaha… menggunakan tongkat bambu menyangga pisang yang miring, mereka menjolok-jolokkan badan yang sedang erat memeluk dahan di atas. “Hayo! Sapa kuwe?!” Hahahahaha…
Atau, tempat persembunyian yang tidak kalah ‘heboh’ adalah tumpukan anggas/damen (tanaman padi yang selesai diiles dan kering). Anak-anak masuk ke dalamnya dan grup pencari akan menginjak-injak timbunannya. Bisa dibayangkan, badan tidak saja pegel-pegel tapi juga gatal-gatal karena tergores/tergesek tangkai-tangkai padi itu. Hahahahaha
Ketika itu anak-anak jarang yang merasa takut gelap (tidak seperti anak-anak sekarang yang terkontaminasi “dunia lain”). Kalaupun tiba-tiba ada kelompok pencari yang memutuskan untuk pulang tanpa pamit bukan karena takut dengan setan atau hantu di malam yang semakin gelap, tapi lebih disebabkan CURANG…….huuuuuuuuu (curang juga manusiawi kan asal jangan keterusan hehehe…)
Believe it or not… anak-anak dan keponakan-keponakan saya paling seneng mendengarkan cerita masa lalu itu. Meskipun sudah berulang-ulang kok mereka tidak bosan-bosan ya.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home