Baso KOJEK
BASO KOJEK
Kira-kira artinya baso yang bulat seperti kojek (=bunder/bulet/gundul, red.kamus pribadi). Kalau jaman sekarang mungkin mirip dengan cilok, ondol-ondol, dll. Kalau tidak salah terbuat dari campuran tepung kanji dan terigu yang dibumbui garam, merica, bawang putih, daun kucai. Dibuat seperti bola-bola bakso dicemplungkan dalam rebusan air mendidih, dibiarkan mengapung, kemudian dikukus. Dimakan bersama saos kacang dan kecap.
Seorang penjual baso kojek di era kanak-kanakku namanya selalu tidak berhasil kuingat (Pak Radi? Atau siapa ya?!) tapi teknis menjual tidak pernah terlupakan.
Dengan mengendarai sepeda berpayung, si penjual membawa 1 dandang berisi baso kojek ditemani dengan bumbu kacang dan sebotol kecap, plastik pembungkus dan lidi yang sudah dipotong-potong ± 5 cm berfungsi sebagai garpu. Towet…towet…towet..! klaksonnya memanggili pembeli-pembeli kecil.
Rupanya kala itu pun si bapak sudah memiliki sense marketing cukup cerdas. Supaya menarik pembeli, baso kojek dagangannya diisi dengan abon, daging tetelan, bawang goreng, irisan kecil daun kucai atau sledri. Masing-masing isi dapat ditukar dengan hadiah-hadiah kecil seperti pensil, setip, penggaris, notes pramuka, gambar tempel, dan kartu bergambar. “Pak, aku abon kiye!” Teriakan kecil sambil menunjukkan kojek yang sudah digigit separo. “Enyong berarti olih buku kiye ya!” Hahahahaha….Alhasil jika ingin memiliki barang-barang yang diiming-iming si penjual, anak-anak akan membeli berulang-ulang hingga menemukan rasa yang sesuai dengan hadiah yang ditawarkan. Wah,….. Padahal tidak semua baso kojek ada isinya lo jadi untung si bapak dong karena dagangan cepat habis sementara stationary bonusnya masih tersisa. Boleh ni ditiru.